Kabar Warga

Minumlah obat sesuai dosis yang sudah ditentukan dokter agar penyembuhan bisa maksimal. ( Foto : LPPL Radio Suara Madiun )

Ditulis Oleh

Rani Syafitri

Sebagai umat muslim, melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan adalah sesuatu yang tidak boleh terlewatkan. Namun, bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu dan perlu mengonsumsi obat, menjadi tantangan sendiri. Pada hari biasa, obat bisa diminum kapan saja sesuai kebutuhan. Namun, selama ramadhan, waktu konsumsi obat terbatas pada sahur dan berbuka.


Andita Nur Wijayanti, M.Farm., apt Prodi D3 Farmasi Universitas Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun dalam dialog Spektrum Pendidikan Radio Suara Madiun memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bagaimana mengkonsumsi obat selama bulan ramadhan supaya tetap sehat meski menjalankan ibadah puasa.


Merupakan hal penting bagi masyarakat, terutama penderita penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau jantung, untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalankan ibadah puasa. Biasanya, dokter akan memberikan arahan apakah obat yang dikonsumsi bisa diatur ulang jadwalnya agar tetap efektif tanpa mengganggu ibadah. Beberapa obat yang biasanya dikonsumsi tiga kali sehari mungkin bisa disesuaikan menjadi dua kali sehari, atau mungkin merubah interval jam tanpa mengurangi efektivitasnya.


Beberapa orang beranggapan bahwa segala macam obat dapat membatalkan puasa. Tetapi hal itu tidak benar karena tidak semua obat dapat membatalkan puasa. Selama obat yang tidak masuk melalui sistem pencernaan umumnya tidak membatalkan puasa, seperti obat luar seperti salep dan krim, obat tetes mata dan telinga, inhaler untuk penderita asma, injeksi (suntikan) yang bukan berupa nutrisi, obat sublingual (diletakkan di bawah lidah, seperti obat jantung), dan obat melalui dubur (seperti suppositoria).


Selain itu, Andita juga mengingatkan bahwa mengkonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Jika dosis dikurangi tanpa petunjuk dokter, khasiat obat bisa menurun, sehingga penyakit tidak tertangani dengan baik. Sebaliknya, jika dosis ditambah, juga bisa menyebabkan efek toxic atau beracun bagi tubuh.


Apabila selama puasa ada yang mengalami efek samping dari obat, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah beristirahat di rumah jika gejalanya ringan. Namun, jika efek sampingnya berat dan mengganggu aktivitas, segera hentikan konsumsi obat dan cari pertolongan medis. Dalam kondisi darurat, pasien harus segera dibawa ke UGD agar mendapatkan penanganan yang tepat.


Masyarakat juga diimbau untuk memahami obat yang mereka konsumsi. Jika menebus obat di apotek, jangan ragu untuk bertanya kepada apoteker mengenai kegunaan, aturan pakai, serta durasi konsumsi obat. Hal ini penting agar penggunaan obat tepat dan tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.


“Minumlah obat sesuai aturan, jangan mengurangi atau melebihkan dosis yang sudah tertera di kemasan,” ujar Andita.


Diharapkan dari edukasi  mengenai obat-obatan selama ramadhan, bagi umat muslim yang memiliki kondisi kesehatan tertentu tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar tanpa mengorbankan kesehatan mereka.



Tags: Kabar Warga