Menurut Amelia, emosi merupakan reaksi psikologis dan fisiologis yang alami dalam diri manusia. “Ada bagian otak yang berperan dalam mengelola emosi, seperti yang menyimpan memori dan yang bertugas melindungi diri dari ancaman. Respons ini penting dalam kehidupan sosial kita sehari-hari,” jelasnya.

Normalnya, pada saat mengekspresikan emosi seperti senang ditunjukkan dengan validasi kalau sedang bahagia, reaksi sedih ditunjukkan dengan menangis, reaksi marah ditunjukkan dengan meluapkan kemarahan dengan tepat, dan reaksi takut ditunjukkan dengan rasa takut. Yang menjadi tolak ukur batas kewajaran menunjukkan reaksi suatu emosi yaitu dengan melihat reaksi lawan bicara. Namun, ada beberapa kasus dimana tidak dapat mengungkapkan emosi dengan jelas. Biasanya hal tersebut terjadi karena ada suatu trauma dalam diri. 

Menurut Amelia, justru lebih baik untuk mengakui, menerima, dan mengekspresikan apa yang dirasakan, terutama ketika menghadapi masalah besar atau kecil. Karena, apabila sering memendam emosi, dapat menimbulkan masalah psikologis seperti emosi yang tidak stabil.  Oleh karena itu, penting untuk belajar menyalurkan emosi dengan benar, melatih diri untuk berusaha menyampaikan dari hal kecil hingga hal besar, dan mengenal diri sendiri.

Lanjut dari Amelia juga mengungkapkan kalau sehatnya suatu hubungan tercapai ketika kedua belah pihak merasa nyaman menjadi diri sendiri dan mengkomunikasikannya sejak awal. Bila memiliki pasangan, harus membuat "kamus" sendiri dengan pasangannya supaya apapun bisa dibahas bersama-sama.

Selain itu, Amelia juga merekomendasikan untuk mendapatkan bantuan profesional agar mendapatkan ruang yang aman dan nyaman untuk menyampaikan perasaan atau masalah tanpa takut dihakimi. Karena pada dasarnya, orang-orang tidak bisa semuanya dapat diceritakan kepada orang lain.

Disunting dari : Obral Obrol Kelola Emosi Hubungan LPPL Radio Suara Madiun

Narasumber : Amelia Choirun Nisa’, S.Psi., M.Psi, Psikolog