SURABAYA – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Madiun berhasil lolos dalam ajang INOTEK AWARD Provinsi Jawa Timur 2025 dan telah melewati seleksi tahap kedua berupa paparan proposal inovasi.
Kabid Pengelolaan Statistik dan Persandian, Eny Yusriani mengatakan, inovasi dari Diskominfo yang lolos dalam tahap dua ini adalah Mbangun Swargo. Yakni, madiun membangun sejahtera bersama warga.
“Ini merupakan inovasi untuk menjawab tantangan besar di lapangan terkait pemanfaatan dan integrasi data program bantuan serta layanan publik yang selama ini masih tersebar di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” terangnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, Mbangun Swargo hadir sebagai sistem yang mengintegrasikan berbagai layanan melalui platform digital dengan pendekatan Single Sign-On (SSO), di mana masyarakat hanya perlu satu akun untuk mengakses beragam aplikasi dan program bantuan dari Pemerintah Kota Madiun.
“Nah keunikan dari inovasi ini tidak hanya pada kemudahan akses, tetapi juga dalam hal keamanan data. Sistem telah dilengkapi dengan enkripsi database untuk melindungi data pribadi pengguna, serta fitur Tanda Tangan Elektronik (TTE) guna mendukung keabsahan dokumen digital. Masyarakat pun dapat mengunduh aplikasi berbasis mobile ini melalui Playstore dengan nama Pendekar,” jelaanya.
Inovasi ini, lanjutnya, juga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan transparansi dan efektivitas layanan publik. Selain mempermudah akses masyarakat terhadap berbagai program, sistem ini juga mendukung proses monitoring dan evaluasi (monev) program bantuan dan manfaat secara real-time, serta berkontribusi dalam mewujudkan kebijakan Satu Data Indonesia.
Tak hanya Mbangun Swargo, Kota Madiun juga mengusung dua inovasi lainnya yang turut lolos dalam ajang Inotek tingkat provinsi. Inovasi tersebut adalah BESI BERAPI (Belajar, Beraksi, Berbagi), sebuah aplikasi edukatif untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan perubahan iklim, serta inovasi dari bidang agribisnis berjudul Balsem Ekstrak Biji Kecubung, yang mengolah tanaman lokal menjadi produk kesehatan berbasis herbal.
“Kami berharap tentunya inovasi ini bisa lolos ke tahap selanjutnya dan manfaatnya bisa dirasakan seluruh kalangan,” tutupnya. (Bip/kus/diskominfo)